Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus Nanda Nic Noc Terbaru
DEFISINISI
Diabetes asal kata dari bahasa Yunani "Siphon" yang artinya Mengalihkan atau mengalirkan. Sedangkan Melitus berasal dari bahasa latin yang berarti madu atau manis .
Diabetes melitus bisa didefinisikan individu yang mengalirkan volume urin dengan kadar glukosa tinggi dalam jumlah yang banyak.
Diabetes melitus merupakan penyakit hiperglikemia, ditandai dengan ketidak absolute insuline ataupun penurunan relatif intensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang terjadi disaat pankreas tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau saat tubuh tidak efesien dalam menggunakan insulin. Insulin merupakan hormon yang mengatur kadar gula dalam darah.
Hiperglikemia (kenaikan kadar gula darah) merupakan efek yang sudah tidak terkontrol dari diabetes dalam waktu panjang bisa menyebabkan terjadinya kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh, terutama pada pembuluh darah jantung , ginjal, saraf, mata. (WHO, 2011).
KLASIFIKASI DIABETES MELITUS (Perkeni, 2006)
A. Diabetes Mellitus Tipe-1
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut, yangdisebabkan oleh: autoimun dan idiopatik
B. Diabetes Mellitus Tipe-2
Defisiensi insulin relatif: insulinyang disekresi oleh sel-β pankreas untuk memetabolisme tidak mencukupi (Kumar et al, 2005). Resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif (Perkeni, 2006).
C. DM Gestational (Gestational Diabetes Mellitus - GDM)
Kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistan (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia).
Faktor risiko GDM:
- riwayat keluarga DM
- kegemukan
- glikosuria
Hal bisa ini terjadi disebabkan oleh bayi dari ibu Gestational Diabetes Mellitus mensekresi insulin lebih besar sehingga akan merangsang pertumbuhan bayi serta makrosomia.
Frekuensi Gestational Diabetes Mellitus 3-5% dan para ibu tersebut dapat meningkat risikonya untuk menjadi diabetes melitus di masa yang akan datang.
D. Diabetes Melitus tipe lain :
- Defek genetik fungsi sel beta (Maturity Onset Diabetes of the Young (MODY) 1,2,3 dan DNA mitokondria)
- Defek genetik kerja insulin
- Penyakit endokrin pankreas (pankreatitis, tumor pankreas atau pankreatektomi, pankreatopati fibrokalkulus)
- Endokrinopati (akromegali, sindrom Cushing, feokromositoma, hipertiroidisme)
- Karena obat atau zat kimia (vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormon tiroid, tiazid, dilantin, interferon alfa dan lain-lain)
- Infeksi (Rubella kongenital, Cytomegalovirus (CMV)
- sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM (sindrom Down, sindrom Kleinfelter, sindrom Turner, dan lain-lain).
ANATOMI FISIIOLOGI DIABETES MELITUS
Pankreas adalah sekumpulan kelenjar yang panjangnya 15cm, lebar 5cm, dimulai dari duodenum sampai ke hati yang memiliki berat rata–rata 60–90 gram.
Terbentang di vertebrata lumbalis 1 dan 2 pada belakang lambung. Pankreas terbentuk dari 2 jaringan utama:
- Asini sekresi getah pencernaan kedalam duodenum.
- Pulau Langerhans yang tidak mengeluarkan sekresi keluar, namun menyekresi glukagon dan insulin ke darah langsung.
- Sel alpha => jumlahnya 20–40 % yang berfungsi untuk memproduksi glikagon yang menjadikan faktor hiperglikemik.
- Sel betha => jumlahnya 60–80 % yang berfungsi untuk membuat insulin.
- Sel delta => jumlahnya 5–15 % yang berfungsi untuk membuat somatostatin
Gejala hipoglikemia adalah efek samping insulin yang sangat serius dan biasanya dari kelebihan dosis insulin, efek samping lainnya adalah lipodistropi dan reaksi terhadap alergi
Insulin di sintesis oleh sel beta di pankreas dari proinsulin lalu disimpan dalam kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi oleh reaksi umpan balik kadar glukosa dalam darah pada pankreas.
Apabila kadar glukosa dalam darah meningkat diatas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin akan meningkat dengan cepat. Apabila kadar glukosa sudah normal ataupun rendah, produksi insulin akan mulai menurun.
Selain kadar glukosa dalam darah, faktor lain seperti asam lemak, asam amino dan hormon gastrointestinal dapat merangsang sekresi insulin dalam frekuensi yang berbeda-beda.
Fungsi metabolisme yang utama dari insulin adalah untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui membran sel kedalam jaringan terutama sel–sel otot, sel lemak dan fibroblas. ( Brunner and Suddarth, 2002 )
PATOFISIOLOGI
Pada diabetes melitus tipe1, dikenal 2 bentuk dengan patofisiologi yang berbeda, yaitu :
- Tipe 1A => diduga pengruh genetik dan lingkungan memegang peran utama untuk terjadinya kerusakan pancreas. HLA-DR4 ditemukan mempunyai hubungan yang sangat erat.
- Tipe 1B => berhubungan dengan keadaan autoimun primer pada sekelompok penderita yang juga sering menunjukan manifestasi autoimun lainnya, seperti Hasbimoto disease, pernisious anemia, dan myasthenia gravis. keadaan ini berhubungan dengan antigen HLA-DR3 dan muncul pada usia sekitar 30-50 tahun. Pada diabetes tipe 1 cenderung terjadi ketoasidosis diabetic.
Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkain reaksi dalam metabolisme glukosa dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini.
Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan (Smeltzer & Bare, 2002 ). Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan.
Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau sedikit meningkat.
Namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe 2 (Smeltzer & Bare, 2002 ).
ETIOLOGI DIABETES MELITUS
Diabetes merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin absolut atau relatif. Akan tetapi ada beberapa kasus yang ditemukan beberapa penyebab terjadinya diabetes melitus antara lain
- Virus dan Bakteri
Virus ini juga menyerang melalui reaksi otoimunitas yang dapat menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta.
DM yang diakibatkan oleh bakteri masih belum bisa terdeteksi sampai saat ini. Namun, para pakar kesehatan menduga bahwa bakteri sangat berperan dalam menyebabkan diabetes melitus.
- Bahan Toksik (Beracun)
- Genetik (Faktor Keturunan)
Penyebab lainnya dikategorikan berdasarkan tipe Diabetes yaitu :
a.Diabetes Tipe I
- Faktor genetic
- Faktor-faktor imunologi
- Faktor lingkungan
- Virus
- Usia
- Obesitas
- Riwayat keluarga
Manifestasi Klinis
- Poliuri (banyak kencing)
- Polidipsi (banyak minum)
- Polipagi (banyak makan)
- Berat badan menurun, tenaga kurang, lemas dan cepat lelah.
- Mata kabur
a. Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Vital Sign
- Pemeriksaan Kulit
- Pemeriksaan Leher
- Pemeriksaan Dada (Thorak)
- Pemeriksaan Jantung (Cardiovaskuler)
- Pemeriksaan Abdomen
- Pemeriksaan inguinal, genetalia, anus
- Pemeriksaan Muskuloskeletal
- Pemeriksaan Ekstremitas
- Pemeriksaan Neurologi
- Pemeriksaan darah
- Pemeriksaan fungsi tiroid
- Urine
- Kultur pus
a. Komplikasi Akut
- Hipoglikemi
- Ketoasidosis diabetik
- Hiperosmolar non ketotik
- Makroangiopati => pembuluh darah tepi, pembuluh darah jantung dan pembuluh darah otak
- Mikroangiopati => pembuluh darah kapiler retina mata (retinopati diabetik) dan Pembuluh darah kapiler ginjal (nefropati diabetik)
- Neuropatid => suatu kondisi yang mempengaruhi sistem saraf, di mana serat-serat saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera atau penyakit
- Komplikasi dengan mekanisme gabungan => rentan infeksi, contohnya tuberkolusis paru, infeksi saluran kemih,infeksi kulit dan infeksi kaki. dan disfungsi ereksi.
- Resiko ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah b/d Asupan makanan, tidak adekuat monitor glukosa darah.
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Ketidakmampuan dalam mengabsorbsi nutrisi.
- Kekurangan volume cairan b/d Kehilangan volume cairan secara Aktif.
- Kerusakan integritas jaringan b/d Perubahan sirkulasi, Faktor Mekanik (tekanan, gesekan dan benturan) dan Kurang Pengetahuan.
Diagnosa Keperawatan
NANDA
|
Kriteria Hasil
NOC
|
Intervensi Keperawatan
NIC
|
Resiko ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah b/d Asupan makanan, tidak adekuat monitor glukosa darah.
Definisi :
Resiko variasi dari glukosa darah atau tingkat gula dari rentang normal
|
Tingkat glukosa darah
Defenisi :
keadaan dimana tingkat glukosa di plasma dan urin dalam rentang normal
Indikator :
Manajemen Diabetes secara mandiri
Definisi :
melakukan manajemen Diabetes secara mandiri, pengobatan dan pencegahan tehadap perjalanan penyakit
Indikator :
|
Managemen Hiperglikemia
Aktifitas
Manajemen hipoglikemia (2130)
Aktivitas
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Ketidakmampuan dalam mengabsorbsi nutrisi.
Definisi :
intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan proses metabolik.
Batasan Karakteristik :
|
Status nutrisi
Defenisi :
sejauh mana tingkat nutrisi yang tersedia untuk dapat memenuhi kebutuhan proses metabolik.
Indikator :
Status nutrisi : asupan makanan dan cairan
Definisi :
jumlah makanan dan cairan dalam tubuh selama waktu 24 jam.
Indikator :
Status nutrisi : intake nutrisi
Definisi :
intake nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi proses metabolic
Indikator :
|
Manajemen Nutrisi
Aktivitas
Therapy nutrisi
Aktivitas
Monitor Gizi
Aktivitas
|
Kekurangan volume cairan b/d Kehilangan volume cairan secara Aktif.
Definisi
penurunan cairan Intravaskuler, Interstisial, dan atau Intrasel. Diagnosis ini mengacu pada dehidrasi yang merupakan kehilangan cairan saja tanpa perubahan dalam natrium.
Batasan Karakteristik
|
Keseimbangan cairan
Defenisi :
keseimbangan cairan di intraselluler dan ekstraselluler di dalam tubuh
Indikator :
Hidrasi
Definisi :
kecukupan cairan di intraselluler dan ekstraselluler di dalam tubuh
Indikator :
|
Manajemen Cairan
Aktivitas
Monitor Cairan
Aktivitas
Terapi Intravena
Aktivitas
|
Kerusakan integritas jaringan b/d Perubahan sirkulasi, Faktor Mekanik (tekanan, gesekan dan benturan) dan Kurang Pengetahuan
Definisi
kerusakan pada selaput lendir, kornea, kulit dan jaringan subkutan
Batasan Karakteristik
|
Integritas Jaringan : kulit dan membran mukosa
Defenisi :
keutuhan struktur dan fungsi fisiologis normal dari kulit dan membrane mukosa
Indikator :
Penyembuhan luka : tahapan kedua
Definisi :
tingkat regenerasi dari sel dan jaringan setelah dilakukan penutupan
Indikator :
|
Managemen Tekanan
Aktifitas
Perawatan Luka (3660)
Aktifitas
Posisi
Aktivitas
|
Daftar Pustaka
Bukchech, Gloria, et al (2012). Nursing Intervention Classification (NIC). Lowa: Mosbysp
Johnson, Marion. (2012). Outcome project Nursing Classification (NOC). St Louis Missouri: MosbySmeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta.
Sudoyo, Aru W.( 2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 4. Jakarta. Interna Publishing.
Wiley, NANDA International. (2012). Nursing Diagnostig : Defenition and Clasification 2012-2014. Jakarta :ECG
0 Response to "Laporan Pendahuluan Diabetes Melitus Nanda Nic Noc Terbaru"
Post a Comment