ASUHAN KEPERERAWATAN PASIEN SEPSIS NANDA NIC NOC
Asuhan
keperawatan dengan pasien sepsis aplikasi nanda nic noc
Pengertian
sepsis
Menurut
(Linda D.U,2006) Sepsis adalah suatu keadaan tubuh dimana microorgaisme
menginvasi tubuh sehingga menyebabkan respon inflamasi sistemik dan respon yang
di timbulkan cenderung menyebabkan penurunan
perfusi organ dan disfungsi organ.jika adanya hipotensi maka di sebut dengan syok sepsis.
Menurut(
Doenges ,Marylyn E.2000.) sepsis
adalah sindrom yang di karakteristikan oleh tanda tanda klinis dan gejala
infeksi yang parah yang dapat berkembang kea rah septisemia dan syok septic.
Patofisiologi
sepsis
Menurut (Iskandar,2008) sepsis di sebabkan oleh bacteri gram
negatip(70%),bacteri gram positip (20-40%) ,jamur dan virus (2-3%),protozoa.
Menurut (Guntur,2008,.Cirioni
et al.,2006) produks bacteri yang
berperan penting pada sepsis adalah lipopolisakarida (LPS) yang merupakan
komponen terluar dari bacteri gram negatip dan berperan terhadap timbulnya syok
sepsis. (Arul,2001) LPS
mengaktifkan respon inflamasi sistemik yang dapat menyebabakan syok serta multiple organ failure.(Hotchkiss,.2003.;Irine,2007.;Chang et al.2007) Apoptosis
berperan dalam terjadinya patofisiologi sepsis dan mekanisme kematian sel pada
sepsis.pada pasie sepsis aka terjadi peningkatan apoptosis limfosit lebih besar
dari 25% total limfosit di lien.
Sitokin yang
menjadi mediator di dalam sepsis terdiri dari banyak factor nontokin yang
sanget berperan penting dalam menentuka perjalanan penyakit.respon tubuh yang
di hasilkan untuk pantogen melibatkan berbagai system imun dan sitokin baik
yang berupa proinflamasi dan antiinflamasi.
Yang termasuk dalam
sitokin proinflamasi adalah tumor necrosis factor ,interleukin-1, interferon-y
yang bekerja membantu sel untuk menghancurkan microorganism yang
menginfeksi.dan yang termasuk dalam sitokin antiinflamasi adalah interleukin-1
reseptor antagonis .IL-4 dan IL-10 yang berfungsi untuk memodulasi,koordinasi
atau represi terhadap respon yang berlebihan.dan IL 6 bersifat sebagai sitokin
pro dan anti-inflamasi sekaligus.
Sepsis umumnya di sebabkan oleh stimulasi toksin baik yang
dari lipopolisakarida atau endotoksin glikoprotein komplek yang dapat secra langsung mengaktifkan system
imun selular dan humoral bersma dengan anti-bodi dalam serum darah penderita
membentuk lipopolisakarida antibody (LPSab).LPSab yang ada dalam darah
penderita dengan perantara reseptor CD14+
akan bereaksi dengan macrofag yag kemudian mengekspresikan
imunomudulator.
Etiologi Sepsis
Sepsis biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri (meskipun sepsis dapat disebabkan oleh virus, atau semakin sering,
disebabkan oleh jamur). Mikroorganisme kausal yang paling sering ditemukan pada
orang dewasa adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus, danStreptococcus pneumonia.
Spesies Enterococcus, Klebsiella, danPseudomonas juga sering
ditemukan. Umumnya, sepsis merupakan suatu interaksi yang kompleks antara efek
toksik langsung dari mikroorganisme penyebab infeksi dan gangguan respons
inflamasi normal dari host terhadap infeksi.
Kultur darah positif pada 20-40%
kasus sepsis dan pada 40-70% kasus syok septik. Dari kasus-kasus dengan kultur
darah yang positif, terdapat hingga 70% isolat yang ditumbuhi oleh satu spesies
bakteri gram positif atau gram negatif saja; sisanya ditumbuhi fungus atau
mikroorganisme campuran lainnya. Kultur lain seperti sputum, urin, cairan
serebrospinal, atau cairan pleura dapat mengungkapkan etiologi spesifik, tetapi
daerah infeksi lokal yang memicu proses tersebut mungkin tidak dapat diakses
oleh kultur.
Insidensi sepsis yang lebih
tinggi disebabkan oleh bertambah tuanya populasi dunia, pasien-pasien yang
menderita penyakit kronis dapat bertahan hidup lebih lama, terdapat frekuensi
sepsis yang relatif tinggi di antara pasien-pasien AIDS, terapi medis (misalnya
dengan glukokortikoid atau antibiotika), prosedur invasif (misalnya pemasangan
kateter), dan ventilasi mekanis
Sepsis dapat dipicu oleh infeksi
di bagian manapun dari tubuh. Daerah infeksi yang paling sering menyebabkan
sepsis adalah paru-paru, saluran kemih, perut, dan panggul. Jenis infeksi yang
sering dihubungkan dengan sepsis yaitu:
·
Infeksi paru-paru (pneumonia)
·
Flu (influenza)
·
Appendiksitis
·
Infeksi lapisan saluran pencernaan (peritonitis)
·
Infeksi kandung kemih, uretra, atau ginjal
(infeksi traktus urinarius)
·
Infeksi kulit, seperti selulitis, sering
disebabkan ketika infus atau kateter telah dimasukkan ke dalam tubuh melalui
kulit
·
Infeksi pasca operasi
pathway sepsis
![]() |
karya mahasiswa nurse |
E. Nursing
Care Planing
1. Pengkajian
a. Airway : Yakinkan
kepatenan jalan napas, Berikan alat bantu napas jika perlu, Jika terjadi
penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa segera mungkin
ke ICU
b. Breathing: Kaji
jumlah pernapasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan, Kaji saturasi oksigen, Periksa gas darah arteri untuk mengkaji
status oksigenasi dan kemungkinan asidosis, Berikan 100% oksigen melalui non
re-breath mask, auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada,
Periksa foto thorak
c. Circulation: Kaji
denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan, Monitoring
tekanan darah, tekanan darah, Periksa waktu pengisian kapiler, Pasang infuse
dengan menggunakan canul yang besar, Berikan cairan koloid –
gelofusin atau haemaccel, Pasang kateter,
Lakukan pemeriksaan darah lengkap,
Catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau
temperature kurang dari 360C, Siapkan pemeriksaan urin dan sputum,
Berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
d. Disability: Bingung
merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya tidak
ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan AVPU.
e. Exposure: Jika
sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan
dan tempat sumber infeksi lainnya.
f. Aktivitas dan
istirahat ; Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan dan insomnia
g. Sirkulasi
·
Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass
cardiopulmonary, fenomena embolik (darah, udara, lemak)
·
Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau
meningkat (terjadinya hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut
(shock), Heart rate : takikardi biasa terjadi, Bunyi jantung : normal
pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi disritmia dapat terjadi,
tetapi ECG sering menunjukkan normal, Kulit dan membran mukosa : mungkin
pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi (stadium lanjut)
h. Integritas Ego:
Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian, Obyektif :
Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental.
i. Makanan/Cairan:
Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea, Obyektif : Formasi edema/perubahan
berat badan, hilang/melemahnya bowel sounds
j. Neurosensori:
Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambatan mental, disfungsi
motorik
k. Respirasi; Subyektif :
Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse, kesulitan
bernafas akut atau khronis, “air hunger”, Obyektif : Respirasi : rapid,
swallow, grunting
2. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakefektifan
pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan O2
, edema paru.
b. Penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan afterload dan preload.
c. Hipertermi /
hipotermi berhubungan dengan proses infeksi
d. Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cardiac output yang tidak
mencukupi.
e. Intoleransi
aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
f. Ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
3. Intervensi
a. Ketidakefektifan
pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
O2 edema paru.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam
. pasien akan :
TTV dalam rentang normal
Menunjukkan jalan napas yang paten
Mendemostrasikan suara napas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dypsneu.
|
Airway Managemen :
Buka jalan nafas
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi (
fowler/semifowler)
Auskultasi suara nafas , catat adanya suara tambahan
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
buatan
Monitor respirasi dan status O2
Monitor TTV.
|
b. Penurunan curah jantung
berhubungan dengan perubahan afterload dan preload.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam
. pasien akan :
Menunjukkan TTV dalam rentang normal
Tidak ada oedema paru dan tidak ada asites
Tidak ada penurunan kesadaran
Ø Dapat mentoleransi aktivitas dan tidak ada
kelelahan.
|
Cardiac care :
catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
monitor balance cairan
catat adanya distritmia jantung
monitor TTV
atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
kelelahan
monitor status pernapasan yang menandakan gagal jantung.
|
c. Hipertermi berhubungan
dengan proses infeksi.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam
. pasien akan :
Suhu tubuh dalam rentang normal
Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Ø Nadi dan respirasi dalam rentang normal
|
Fever Treatment :
Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
Beri kompres hangat pada bagian lipatan tubuh ( Paha
dan aksila ).
Monitor intake dan output
Monitor warna dan suhu kulit
Berikan obat anti piretik
Temperature Regulation
Beri banyak minum ( ± 1-1,5 liter/hari) sedikit tapi
sering
Ganti pakaian klien dengan bahan tipis menyerap keringat.
|
d. Ketidakefektifan
perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cardiac output yang tidak
mencukupi.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam
. pasien akan :
Tekanan sistole dan diastole dalam rentang normal
Menunjukkan tingkat kesadaran yang baik
|
Management sensasi perifer:
Monitor tekanan darah dan nadi apikal setiap 4
jam
Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada
lesi
Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap
panas atau dingin
Kolaborasi obat antihipertensi.
|
e. Intoleransi
aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam
. pasien akan :
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah nadi dan respirasi
Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
TTV dalam rentang normal
Ø Status sirkulasi baik
|
Activity Therapy
Kaji hal-hal yang mampu dilakukan klien.
Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitasnya sesuai dengan
tingkat keterbatasan klien
Beri penjelasan tentang hal-hal yang dapat membantu dan
meningkatkan kekuatan fisik klien.
Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL klien
Jelaskan pada keluarga dan klien tentang pentingnya
bedrest ditempat tidur.
|
f. Ansietas
berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Tujuan & Kriteria hasil
( NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... x 24 jam
. pasien akan :
Mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
TTV normal
Ø Menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas.
|
Anxiety Reduction
Kaji tingkat kecemasan
Jelaskan prosedur pengobatan perawatan.
Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya tentang
kondisi pasien.
Beri penjelasan tiap prosedur/ tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien dan manfaatnya bagi pasien.
Beri dorongan spiritual.
|
F. Daftar pustaka :
1. Abbas
AK and AH Lichtmann. 2005. Cellular and Molecular Immunology. 5th edition.
Philadelphia: Elsevier Saunders. Pp: 295-343.
2. Chang
KC, Unsinger J, Davis CG, Schwulst SJ, Muenzer JT, Strasser A, Hotchkiss RS.
2007. Multiple Triggers of Cell Death in Sepsis: Death Receptor and
Mitochondrial-Mediated Apoptosis. FASEB J. 21(3): 708-19
3. Djoko
H. 2008. Managementof Diabetic Foot Disease with Sepsis. Proseding of National
Symposium: The second Indonesia SEPSIS Forum. Surakarta: PETRI. Pp: 74-81
4. Gatot
I. 2008. The Role of Cytokine in Pathobiology of Sepsis. Proseding of National
Symposium: The Second Indonesia SEPSIS Forum. Surakarta:PETRI, pp: 114-117.
5. Guntur
H. 2008. SIRS, Sepsis, dan Syok Septik (Imunologi, Diagnosis, penatalaksanaan).
Edisi I. Surakarta. UNS press,. P: 4
6. Hotckiss
RS and Irene EK. 2003. The Pathophysiologi and Treatment of Sepsis. 348:
138-150.
7. Irene
K. 2007. Pathogenesis of Sepsis and Multi Organ Dysfunction.http://research.medicine.wustl.edu/OCFR/Research.nsf?OpenDatabase
8. Remick
DG. 2007. Pathophysiology of Sepsis. American Journal of Pathology.170:
1435-1444.
9.
Wesche-Soldato DE., Ryan Z. Swan., Chun-Shiang Chung., and Alfred Ayala. 2007.
The Apoptotic Pathway as a Therapeutic Target in Sepsis. Curr Drug Targets.
8(4): 493-500
0 Response to "ASUHAN KEPERERAWATAN PASIEN SEPSIS NANDA NIC NOC"
Post a Comment