Proposal TAK Halusinasi Sesi 5 Terbaru
PROPOSAL
TERAPI
AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI
(HALUSINASI)
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK:
1. MAULIA ULFA
2. RIZA MUKRINA
3. MERI ZAHRANI
4. NURUL AZMI
5. MUCHLIAN
6. MUHAMMAD
FACHRURRAFI
7. MUHAMMAD RIZKI
STIKES MEDIKA
NURUL ISLAM
SIGLI PRODI
S1 KEPERAWATAN
2019/2020
LEMBARAN
PENGESAHAN
Laporan
proposal TAK ini sudah dibaca dan dikoreksi serta disetujui oleh pembimbing
klinik (CI)
Rumah
Sakit Jiwa Aceh
kETUA
KELOMPOK DAN SELURUH ANGGOTA KELUMPOK
Muhammad Rizki Maulia
Ulfa M. Fachrurrafi
Muchlian
Nim:
16010020 Nim: 16010021 Nim: 16010019 Nim: 16010018
Riza Mukhrina Nurul Azmi Meri Zahrani
Nim: 16010023
Nim: 16010022 Nim: 16010016
Pembimbing Klinik (CI) Pembimbing Akademik
Rahmi Haryati, S.Kep, Ners Ns,
Asri Bashir, S.Kep, M.Kep
Nip:19830803
201003 2 001
Mengetahui
Kepala
Unit
Diklat
BLUD
Rumah Sakit Jiwa Aceh
Syahrul Fitri,
SKM
Nip: 19751005
200012 1 003
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahhirrabil’alamin,
segala ppuji dan syukur penulis
panjatjkan kehadirat allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayanya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan masalah dengan “ THERAPY
AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI”.
Kami menyadari bahwa
banyak pihak yang terkait dan terlibat dalam penulisan dalam penyusunan makalah
ini, maka penulis tidak terlepas dari bantuan, dorongan, duukungan dan
motivitas dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, dengan segala
kerendahan dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak
Syahrul Fitri, SKM selaku kepala unit diklat RSJ aceh
2. Ibu
Rahmi Haryati, S.Kep, Ners selaku CI
3. Bapak
Ns, Asri Basyir, S.Kep, M.Kep selaku pembimbing akademik prodi Keperawatan
Sigli
4. Rakan-rakan
mahasiswa (i) yang ikut terlibat dalam menyelesaikan makalah ini
Demikian makalah ini
penullis susun, semoga makalah ini dapat bermafaat bagi mahasiswa (i) semua, dan penulis menyadari bahwa makalah
ini amsih jauh dari kesempurnaan, oleh karna itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari dosen pembimbing dan para pembaca.
Banda
Aceh, 25 maret 2019
Kelompok
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
(TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI
(HALUSINASI)
A.
Latar
Belakang
Terapi Aktivitas
Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi
sensori:
Halusinasi merupakan
salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya
tidak ada.
Dampak dari halusinasi
yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman
dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi
halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus
gangguan jiwa yang ada di RSJ Aceh khususnya Ruang Jeumpa sebagian besar pasien
menderita halusinasi. Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok
tentang halusinasi.
B.
Pengertian
/ Landasan Teori
1.Definisi
Halusinasi
Halusinasi
adalah suatu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang
(stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials Of Mental Health Nursing,
2008).
2.Klasifikasi
Halusinasi
Pada
klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan
kerakteristik tertentu, diantaranya:
a) Halusinasi Pendengaran
Klien mendengar
suara-suara atau bisikan, paling sering suara orang. Suara berbentuk kebisingan
yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang klien, bahkan
sampai ke percakapan lengkap antara dua orang atau lebih tentang orang yang
mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar perkataan
bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.
b) Halusinasi Penglihatan
Stimulus visual dalam
bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar kartoon, bayangan yang rumit
atau kompleks. Bayangan bisa menyenangkan atau menakutkan seperti melihat
monster.
c) Halusinasi Penghidu
Membaui bau-bauhan
tertentu seperti bau darah, urin, atau faeces, umumnya bau-bauan yang tidak
menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang atau
demensia. Halusinasi PengecapanMerasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin
atau faeces.
d) Halusinasi Perabaan
Mengalami nyeri atau
ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang
dari tanah, benda mati, atau orang lain
e) Halusinasi Pengecap
Karakteristik ditandai
dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikan
f) Halusinasi Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh
seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan makanan, atau pembentukan
urin.
3.Tahap
Halusinasi, Karakteristik dan Prilaku yang Ditampilkan
TAHAP
|
KARAKTERISTIK
|
PRILAKU
KLIEN
|
Tahap
I
Memberi
rasa nyaman tingkat asietas sedang secara umum, halusinasi merupakan suatu
kesenagan
|
-
Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan
ketakutan
-
Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat
menghilangkan ansietas
-
Fikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam control kesadaran, non psikotik
|
-
Tersenyum, tertawa sendiri
-
Menggerakkan bibir tanpa suara
-
Pergerakan mata yang cepat
-
Respon verbal yang lambat
-
Diam dan bebrkonsentrasi
|
Tahap
II
-
Menyalahkan
-
Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi
menyebabkan perasaan antipasi
|
-
Pengalaman sensori yang menakutkan
-
Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut
-
Mulai merasa kehilangan control
-
Menarik diri dari orang lain non-psikotik
|
-
Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan
tekanan darah
-
Perhatian terhadap lingkungan berkurang
-
Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja
-
Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan
royalitas
|
Tahap
III
-
Mengontrol
-
Tingkat kecemasan berat
-
Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
|
-
Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori
(halusinasi)
-
Isi halusinasi menjadi atraktif
-
Kesepian apabila pengalaman sensori berakhir
psikotik
|
-
Perintah halusinasi ditaati
-
Sulit berhubungan dengan orang lain
-
Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa
detik
-
Tidak mamppu mengikuti perintah dari perawat,
tremor dan berkeringat
|
Tahap
IV
-
Klien sudah dikuasi oleh halusinasi
-
Klien panik
|
-
Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika
individu tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa
jam/hari bila tidak ada intervensi terapeutik
|
-
Perilaku panic
-
Resiko tinggi mencederai
-
Agitasi atau kataton
-
Tidak mampu merespon terhadap lingkungan
|
4.Hubungan
Schizophrenia dengan Halusinasi
Halusinasi pendengaran merupakan bentuk yang paling sering
dari gangguan persepsi pada klien dengan gangguan jiwa (schizopenia). Bentuk
halusinasi ini bisa berupa suara-suara bising atau mendegung. Tetapi paling
sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi
tingkah laku klien, sehingga klien menghasilkan respon tertentu seperti: bicara
sendiri, bertengkar atau respon lain yang membahayakan.
Bisa juga klien bersikap mendengar suara halusinasi
tersebut dengar mendengarkan penuh perhatian pada orang lain yang tidak bicara
pada benda mati. Halusinasi pendengaran merupakan suatu tanda mayor dari
gangguan schizophrenia satu syarat diagnostik minor untuk metankolia involusi.
Psikosa mania depresi dan syndrome otak organik.
Gangguan persepsi yang utama pada schizophrenia adalah
halusinasi, sehingga halusinasi bagian hidup klien. Biasanya di rangsang oleh
kecemasan, halusinasi menghasila kan tingkah laku yang tertentu, gangguan harga
diri, kritis diri atau mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.
C.
Metode
Therapy Aktivitas Kelompok
Metode yang digunakan
pada TAK ini merupakan metode:
-
Diskusi dan Tanya jawab
-
Melengkapi jadwal harian
Kegiatan
TAK menggunakan system sesi yang dibagi menjadi 5 sesi yaitu :
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
Sesi I :
Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
2.
Sesi II :
Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
3.
Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap -cakap dengan orang lain
4.
Sesi IV :
Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
Terjadwal
Setiap sesi memiliki tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK
kali ini adalah melanjutkan kegiatan TAK sebelumnya, kali adalah TAK untuk sesi
kelima yaitu tentang program pengobatan.
D.
Tujuan
Terapy Aktivitas Kelompok
1.
Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol
halusinasi dalam kelompok secara bertahap.
2.
Tujuan khusus
a.
Klien dapat mengenal halusinasi.
b.
Klien dapat mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik.
c.
Klien dapat mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
d.
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan
cara melakukan aktivitas terjadwal.
e.
Klien dapat mengontrol halusinasi
dengan cara patuh minum obat.
E. Kriteria
Anggota
a.
Klien
dengan riwayat skizoprenia dengan disertai gangguan persepsi sensori;
Halusinasi
b.
Klien
yang mengikuti TAK ini tidak mengalami prilaku agresif / mengamuk, dalam
keadaan tenang
c.
Klien
bisa diajak kerja sama (kooperatif)
F. Waktu
dan Tempat Pelaksanaan
Teraphy aktivitas kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, tanggal :
Waktu :
10.00 WIB s/d selesai
Tempat :
Ruang Balee Jeumpa
G. Nama
Klien Dan Ruangan
Klien yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 7 orang,
sedangkan sisanya sebagai cadangan jika klien yang ditujukan berhalangan.
Adapun nama-nama klien yang mengikuti TAK serta klien yang
menjadi candangannya adalah sebagai berikut:
a.
Tn.
b.
Tn.
c.
Tn.
d.
Tn.
e.
Tn.
f.
Tn.
g.
Tn.
Klien TAK candangan
a. Tn.
b. Tn.
c. Tn.
H. Media
dan Alat
TAK kali
ini
I. Susunan
Pelaksanaan
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas
setiap sesi yang telah disepakati,
sebagai berikut:
a. Leader : Muhammad Rizki
b. CO Leader : Maulia Ulfa
c. Fasilitator I : Muhammad Fachrurrafi
d. Fasilitator II : Meri Zahrani
e. Fasilitator III : Riza Mukhrina
f. Fasilitator IV : Nurul Azmi
g. Observer : Muchlian
J. Uraian
Tugas Pelaksana
Menurut Lilik (2011), pembagian tugas pada saat TAK antara lain
:
1.
Peran Leader
§ Memimpin jalannya kegiatan
TAKMenyampaikan tujuan serta waktu permainan pada klien
§ Menjelaskan cara dan peraturan
kegiatan pada klien
§ Memberi respon atau tanggapan yang
sesuai dengan perilaku pasienMeminta respon dari klien atas permainan yang
sudah dilakukan
§ Memberi reinforcement positif pada
klien
§ Menyimpulkan kegiatan yang sudah
dilaksanakan
2.
Peran Co-Leader
§ Membantu tugas leader
§ Menyampaikan informasi dari
fasilitator ke-leader
§ Mengingatkan leader tentang kegiatan
yang akan dilakukan
§ Menjadi contoh kegiatan bersama
dengan leader
3.
Peran Observer
§ Mengobservasi jalannya acara
§ Mencatat jumlah pasien yang hadir
§ Mencatat perilaku verbal dan
non-verbal selama kegiatan sedang berlangsung
§ Mencatat tanggapan-tanggapan yang
dikemukakan oleh klien
§ Mencatat penyimpangan acara terapi
aktivitas kelompok(TAK)
§ Membuat laporan hasil kegiatan
4.
Peran Fasilitator
§ Memfasilitasi jalannya kegiatan
§ Memfasilitasi klien yang kurang
aktif
§ Mampu memotivasi pasien untuk
kesuksesan kegiatan
§ Dapat mengatasi hambatan-hambatan
yang terjadi dari dalam /luar kelompok
K. PROSES
PELAKSANAAN
1.Persiapan
§ Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti
sesi 4
§ Mempersiapkan alat dan tempat
pertemuan
2.Orientasi
1.
Salam teraupetik
§ salam dari terapis kepada klien
§ terapis dan klien memakai papan nama
2.
Evaluasi / Validasi
§ Menanyakan perasaan klien saat ini
§ Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan tiga cara yang telah di pelajari (menghardik,menyibukkan
diri dengan kegiatan,dan bercakap cakap)
3.Kontrak
§ Terapis menjelaskan tujuan, yaitu
mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
§ Menjelaskan aturan main tersebut
§ Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada petugas
§ Lama kegiatan 30 menit
§ Setiap klien mengikuti kegiatan dari
awal sampai selesai
4.Tahap kerja
§ Terapis menjelaskan untungnya patuh
minum obat,yaitu mencegah kambuh karena obat memberi perasaan tenang,dan
memperlambat kambuh.
§ Terapis menjelaskan kerugian tidak
patuh minum obat,yaitu penyebab kambuh
§ Terapis meminta tiap klien
menyampaikan obat yang di makan dan waktu memakanya. Buat daftar di whiteboard
§ Menjelaskan lima benar minum
obat,yaitu benar obat, benar waktu minum obat,benar orang yang minum obat,benar
cara minum obat,benar dosis obat
§ Minta klien menyebutkan lima benar
cara minum obat secara bergiliran
§ Berikan pujian pada klien yang benar
§ Mendiskusikan perasaan klien sebelum
minum obat (catat d whiteboard)
§ Mendiskusikan perasaan klien setelah
teratur minum obat (catat d whiteboard)
§ Menjelaskan keuntungan patuh minum
obat,yaitu salah satu cara mencegah halusinasi/kambuh
§ Menjelaskan akibat/kerugian tidak
patuh minum obat,yaitu kejadian halusinasi/kambuh
§ Minta klien menyebutkan kembali
keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum obat
§ Memberi pujian tiap kali klien benar
5.Tahap terminasi
a)
Evaluasi
§ Terapis menanyakan perasaan klien
setelah mengikuti TAK
§ Terapis menanyakan jumlah cara
mengontrol halusinasi yang sudah d pelajari
§ Terapis memberikan pujian atas
keberhasilan kelompok
b)
Tindak lanjut
§ mengajurkan klien menggunakan empat
cara mengontrol halusinasi,yaitu menghardik,melakukan kegiatan harian,bercakap
cakap dan patuh minum obat
c)
kontrak yang akan datang
§ Terapis mengakhiri sesi TAK
stimulasi pesepsi untuk mengontrol halusinasi
§ Buat kesepakatan baru untuk TAK yang
lain sesuai dengan indikasi klien
6.Evaluasi dan dokumentasi
a.
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,khususnya
pada tahap kerja.aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi sesi
5,kemampuan klien yang di harapakan adalah menyebutkan 5 benar minum obat
keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh minum obat formulir evaluasi
sebagai berikut.
b.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang memiliki klien pada catatan
proses keperawatan tiap klien.contoh : mengikuti sesi 5, TAK stimulasi persepsi
halusinasi. Klien mampu menyebutkan 5 benar cara minum obat, manfaat minum
obat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh) anjurkan klien minum obat
dengan cara yang benar.
7.Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama
dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
L
|
CL
|
K
|
O
|
||||||||||
F
|
F
|
||||||||||
K
|
K
|
||||||||||
F
|
K
|
F
|
Keterangan gambar
L
|
:
Leader
|
|
CL
|
: Co-Leader
O
|
: Observer
F
|
: Fasilitator
K
|
: Klien
L. Tata
Tertib dan Program Antisipasi
a.
Tata Tertib
§ Peserta bersedia mengikuti kegiatan
TAK
§ Peserta wajib hadir 5 menit sebelum
acara dimulai
§ Peserta berpakaian rapi, bersih dan
sudah mandi
§ Tidak diperkenankan makan, minum,
merokok selama kegiatan TAK berlangsung
§ Jika ingin mengajukan/menjawab
pertanyaan, peserta mengangkat tangan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh
pemimpin
§ Peserta yang mengacaukan jalannya
acar akan dikeluarkan
§ Peserta dilarang keluar sebelum
acara TAK selesai
§ Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan
telah habis, namun TAK belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan
anggota untuk memperpanjang waktu TAK pada anggota
b.
Program Antisipasi
1. Penanganan terhadap klien yang tidak
aktif dalam aktivitas
§ Memanggil klien
§ Memberi kesempatan pada klien untuk
menjawab sapaan perawat atau klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan
tanpa izin
§ Panggil nama klien
§ Tanyakan alasan klien meninggalkan
kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
§ Berikan penjelasan bahwa kegiatan
ini ditujukan kepada klien yang telah dipilih
§ Katakan pada klien bahwa ada
kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien tersebut
§ Jika klien memaksa beri kesempatan
untuk masuk dengan tidak memberi pesan pada kegiatan ini
M.
Penutup
Demikian proposal ini kami buat, atas perhatian dan dukungan
serta partisipasinya dalam kegiatan ini kami ucapkan terimakasih.
Sesi 5: TAK
Stimulasi persepsi
:halusinasi
Kemampuan patuh minum
obat untuk mencegah halusinasi
no
|
Nama
klien
|
Menyebutkan
5 benar cara minum obat
|
Menyebutkan
keuntungan minum obat
|
Menyebutkan
akibat tidak patuh minum obat
|
1
|
Tn.
|
|
|
|
2
|
Tn.
|
|
|
|
3
|
Tn.
|
|
|
|
4
|
Tn.
|
|
|
|
5
|
Tn.
|
|
|
|
6
|
Tn.
|
|
|
|
7
|
Tn.
|
|
|
|
8
|
|
|
|
|
Petunjuk
:
1. Tulis
nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk
tiap klien,beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara minum
obat.beri tanda V jika klien mampu dan tanda x jika klien tidak mampu
DAFTAR
PUSTAKA
Keliat,
Budi Anna dan Akemat. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas kelompok.
Jakarta: EGC. Proposal TAK Halusinasi
Keliat,
Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC.
Lilik.
2011. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Purwaningsih
dan Karlina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Mitra Cendeka.
Wijayaningsih.
2015. Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Trans Info
Media.
https://nurseberkarya.blogspot.com/2019/01/proposal-tak-halusinasi.html
0 Response to "Proposal TAK Halusinasi Sesi 5 Terbaru"
Post a Comment