Laporan Pendahuluan Diare pada Anak, Nic Noc Terbaru
DEFINISI
Diare adalah suatu tempat di mana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, lebih dapat terdiri dari air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011).
Berikut ini adalah beberapa definisi sementara menurut para ahli, yaitu beberapa situasi dimana Sebuah individu mengubah perubahan dalam kebiasaan BAB yang normal, ditandai seringnya kehilangan cairan dan feses yang tidak berbentuk (Susan, 2005).
Diare adalah Defekasi encer yang lebih dari 3 kali dalam sehari dengan atau tanpa darah dan lendir dalam tinja (Suharyono, 2004).
Diare adalah bertambahnya jumlah atau mengurangi konsistensi tinja yang dikeluarkan (Pitono, 2006).
Diare adalah cairan yang hilang dan elektrolit yang lebih besar yang dihasilkan oleh air liur yang lebih besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi, 2010).
Diare adalah publikasi feses yang tidak normal dan cair. Dapat juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi disetujui diare saat sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus disetujui diare saat sudah lebih dari 4 kali buang air besar (Dewi, 2010).
ETIOLOGI
Etiologi diare dibagi dalam beberapa faktor berikut ini,(A. Aziz, 2007):
1. Faktor infeksi
Proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang di dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus sehingga mengubah kapasitas dari usus yang kemudian beralih ke saluran pencernaan dalam penyerap cairan dan elektrolit.
Adanya racun bakteri juga akan menyebabkan sistem transpor menjadi aktif dalam usus, sehingga sel mukosa semakin iritasi dan akhirnya sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
- Infeksi enteral => yaitu infeksi yang terjadi di saluran pencernaan yang menjadi penyebab utama diare pada anak.
- Infeksi bakteri => oleh bakteri Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas.
- Virus infeksi => oleh virus Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, poliomyelitis), Adenovirus, Ratavirus, Astrovirus.
- Infestasi parasit => oleh cacing (Trichiuris, Oxyuris, Ascaris dan Strongyloides), protozoa (Giardia lamblia, Entamoeba histolytica dan Trichomonas hominis), jamur (Candida albicans).
- Infeksi parenteral => sebagai infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensifalitis, keadaan ini sesuai dengan bayi dan anak-anak yang disebutkan di bawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi
Merupakan kegagalan dalam melakukan penyerapan Osmotik meningkat kemudian akan terjadi perpindahan udara dan elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadilah diare.
- Malabsorbsi karbohidrat => Disakarida ( maltosa, Intoleransi laktosa dan sukrosa), munosakarida (fruktosa, intoleransi lukosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak-anak yang paling sering terjadi adalah intoleransi laktosa.
- Malabsorbsi lemak
- protein malabsorbsi
3. Faktor Makanan
Dapat terjadi peningkatan toksin yang ada tidak dapat diserap dengan baik dan dapat terjadi peningkatan peristaltik usus yang akhirnya menyebabkan penurunan peluang untuk menyerap makanan seperti makanan, mengubah, dan menghubungkan terhadap makanan.
4. Faktor Psikologis
Dapat mempengaruhi peningkatan meningkatkan peristaltik usus yang dapat mempengaruhi proses perpindahan makanan seperti: rasa takut dan cemas.
PATOFISIOLOGI
Menurut Suriadi (2010), diakibatkan diare baik akut maupun kronis adalah:
- Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada usus merupakan akibat gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
- Cairan, natrium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler menuju tinja, sehingga diaktifkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transfort aktif akibat rangsangan toksin terhadap elektrolit ke usus halus. Sel dalam mukosa usus memperbaiki iritasi dan melepaskan sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa usus sehingga terjadi penurunan permukaan usus, perubahan kapasitas usus dan terjadi gangguan penyerapan cairan dan elektrolit.
Peradangan akan menurunkan kemampuan usus untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada saat terjadi malabsorbsi. Serta memindahkan motilitas usus dapat mengalihkan gangguan usus.
Pathway Diare Pada Anak
Tanda Gejala Diare
- Anak menjadi cengeng ataupun gelisah.
- Suhu badan anak tinggi.
- Veses menjadi encer, berlendir ataupun berdarah.
- Warna veses kehijauan bercampur dengan cairan empedu ataupun darah.
- Gangguan nutrisi karena asupan makanan yang adekuat.
- Muntah sebelum ataupun sesudah diare.
- Penurunan kadar gula darah (Hipoglikemia)
- Dehidrasi
Pemeriksaan laboratorium penting dalam menegakkan diagnosa (kausal) yang tepat, sehingga bisa memberikan terapi yang tepat juga, menurut, Suharyono, 2004. Pemeriksaan yang dibutuhkan pada anak dengan kasus diare adalah sebagai berikut:
- Pemeriksaan veses, baik secara makroskopi atau mikroskopi dengan kultur
- Tes malabsorbsi yang menyertakan karbohidrat (pH, uji Clinic), lemak, serta kultur urine.
Komplikasi
Akibat diare dan kehilangan cairan serta elektrolit bisa mendadak terjadif dan menimbulkan berbagai komplikasi sebagai berikut:
Akibat diare dan kehilangan cairan serta elektrolit bisa mendadak terjadif dan menimbulkan berbagai komplikasi sebagai berikut:
- Dehidrasi (ringan, berat, hipotonik , sedang, isotonik dan hipertonik ).
- Syok hipovolemik.
- Hipokalemia (gejala hipotoni otot lemah, meteorismus dan bradikardi )
- Intoleransi sekunder diakibatkan kerusakan vili mukosa usus serta defisiensi enzim laktosa .
- Kejang-kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik .
- Malnutrisi energi protein (akibat diare yang berlangsung lama dan muntah)
Asuhan Keperawatan Diare pada Anak
Nanda Nic Noc
Pengkajian
- Identitas = .........
- Nama lengkap = .........
- Tempat tinggal = .........
- Jenis kelamin = ............
- Tanggal lahir = ..........
- Umur = .........
- Tempat tanggal lahir = .........
- Asal suku bangsa = ...........
- Nama orang tua = ...........
- Pekerjaan orang tua = ..........
Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, BAB kurang dari 4 kali dan cair (diare tanpa dehidrasi), BAB 4-10 kali dan cair (dehidrasi ringan atau sedang), BAB lebih dari 10 kali (dehidrasi berat).
Ketika diare berlangsung kurang dari 14 hari maka diare tersebut merupakan diare akut, sementara itu diare yang berlangsung selama 14 hari atau lebih disebut diare persisten (Suriadi, 2010).
Riwayat Penyakit Sekarang, (Suharyono, 2004)
- Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang dan timbul diare.
- veses semakin cair, mungkin lendir ataupun lendir disertai darah. Warna veses berubah menjadi kehijauan karena ada campuran empedu.
- Anus dan daerah sekitarnya muncul karena sering defekasi dan sifatnya makin lama semakin asam.
- Apabila klien sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi akan mulai tampak.
- Diuresis, terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) apabila terjadi dehidrasi. Urinnya normal pada diare tanpa adanya dehidrasi, sedangkan pada dehidrasi ringan atau sedang urinnya sedikit gelap dan pada dehidrasi berat, tidak ada urin dalam jangka waktu 6 jam
Riwayat Kesehatan (Suharyono, 2004)
- Tinjauan imunisasi sebagian besar, karena diare lebih sering terjadi atau berakibat berat pada anak-anak dengan yang terlihat atau yang baru terjadi pada 4 minggu terakhir, sebagai akibat dari penurunan kekebalan pada pasien.
- Tinjauan alergi terhadap makanan dan obat-obatan (antibiotik) karena faktor ini merupakan salah satu penyebab diare.
- Sejarah penyakit yang sering terjadi pada anak-anak di bawah 2 tahun biasanya adalah batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi sebelum, selama, atau setelah diare.
Riwayat Nutrisi, (Suharyono, 2004)
- Pemberian ASI lengkap pada anak umur 4-6 bulan dapat mengurangi risiko diare dan infeksi yang serius.
- Pemberian susu formula, apakah dibuat menggunakan air masak dan diberikan dengan botol atau dot, karena botol yang tidak bersih akan mudah menarik pencemaran.
- Perasaan haus, anak yang diare tanpa dehidrasi tidak dapat tidur dan minum seperti biasa.
- Pada dehidrasi ringan / sedang anak-anak nyaman dan banyak minum. Pada dehidrasi berat anak malas minum atau tidak bisa minum.
Pemeriksaan Fisik (Suharyono, 2004)
1. Keadaan Umum
- Baik, sadar (tanpa dehidrasi).
- Gelisah, rewel (dehidrasi ringan atau sedang).
- Lesu, lunglai, atau tidak sadar (dehidrasi berat)
Berat Badan
Menurut Nursalam (2005), anak yang mengalami diare dengan dehidrasi yang dikeluarkan karena berat badan sebagai berikut:
Tingkat
Dehidrasi
|
Kehilangan
Berat Badan Dalam%
|
|
Bayi
|
Anak Besar
|
|
Dehidrasi ringan
|
5% (50 ml / kg)
|
3% (30 ml / kg)
|
Dehidrasi sedang
|
5-10% (50-100 ml / kg)
|
6% (60 ml / kg)
|
Dehidrasi berat
|
10-15% (100-150 ml / kg)
|
9% (90 ml / kg)
|
Presentase penurunan berat badan ini dapat diperkirakan saat anak-anak mengerti di rumah sakit. Sementara di lapangan, untuk menentukan dehidrasi, cukup dengan menggunakan Penilaian kondisi anak.
Kulit
- Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan pemeriksaan turgor, yaitu dengan cara mencubit perut daerah menggunakan ujung jari (bukan kuku).
- Jika turgor kembali dengan cepat (kurang dari 2 detik), berarti diare tersebut tanpa disertai dehidrasi.
- Jika turgor kembali dengan lambat (sama dengan 2 detik), ini berarti diare dengan disertai dehidrasi ringan atau sedang.
- Jika turgor kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik), ini merupakan diare disertai dengan dehidrasi berat.
Kepala
- Anak-anak di bawah usia 2 tahun yang kesulitan mengalami dehidrasi, biasanya ubun-ubunnya cekung.
Mata
- Anak yang diare tanpa dehidrasi bentuk kelopakalanya normal. Ketika sedang mengalami dehidrasi ringan / sedang kelopakandang cekung. Bila dibalik dehidrasi berat kelopak robek sangat cekung.
Mulut dan lidah
- Mulut dan lidah basah (tanpa dehidrasi).
- Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan / sedang).
- Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat).
Perut
- Kemungkinan distensi.
Mengalami kram.
- Bising usus yang meningkat.
Anus
- Apakah adanya iritasi pada kulit yang diakibatkan frekuensi BAB yang menigkat.
2. Diagnosa Keperawatan Diare Pada Anak Nanda Nic Noc, 2013.
- Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebihan.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output yang berlebihan.
- Memperbesar suhu tubuh berhubungan denganproses infeksi sekunder terhadap diare.
- Ansietas pada anak berhubungan dengan tindakan keperawatan.
- Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan terapi berhubungan dengan pemenuhan informasi terbatas, salah mengartikan informasi dan keterbatasan kognitif
3. Rencana Asuhan Keperawatan
- Ajarkan pada orang tua mengenai perawatan anak pemberian minuman dan makanan (missal oralit).
- Ajarkan mengenai tanda-tanda dehidrasi yaitu ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering dan turgor kulit tidak elastis.
- Jelaskan obat-obatan yang diberikan, serta efek samping dan kegunaan dari obat tersebut.
- Memberikan Cairan melalui Intravena
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Tujuan dari penilaian adalah untuk menentukan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan dan menilai keefektifitasan rencana atau strategi asuhan keperawatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah keefektifitasan asuhan keperawatan ini dan apakah perubahan perawatan pasien sesuai yang diharapkan.
Dalam penafsiran hasil evaluasi yang diperoleh, tujuan yang diperoleh sebagian, atau tujuan yang sama sekali tidak diperoleh. Menurut (Wilkinson, 2007).
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta
Suharyono. 2008. Diare Akut: Klinik Dan Laboratorik. Jakarta: Rineka Cipta
Mr.Ja Kim, Diagnosa Keperawatan, Jakarta, EGC, 1994.
Yuliana Rita, Suriadi. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Sagung Seto Jakarta
Bulechek, M.G.; Butcher, H.K.; Dochterman, J.M.; & Wagner, C.M. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th edition. United State Of America: Mosby Elsevier, Inc
Tujuan dari penilaian adalah untuk menentukan kemampuan pasien dalam mencapai tujuan dan menilai keefektifitasan rencana atau strategi asuhan keperawatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah keefektifitasan asuhan keperawatan ini dan apakah perubahan perawatan pasien sesuai yang diharapkan.
Dalam penafsiran hasil evaluasi yang diperoleh, tujuan yang diperoleh sebagian, atau tujuan yang sama sekali tidak diperoleh. Menurut (Wilkinson, 2007).
Daftar Pustaka
Judith M. Wilkinson. Nursing Process and Critical Thinking- 2007, Ed: 4.
Nursalam. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak,2005, Penerbit: SALEMBA MEDIKA, Hal: 212Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta
Suharyono. 2008. Diare Akut: Klinik Dan Laboratorik. Jakarta: Rineka Cipta
Mr.Ja Kim, Diagnosa Keperawatan, Jakarta, EGC, 1994.
Yuliana Rita, Suriadi. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Sagung Seto Jakarta
Bulechek, M.G.; Butcher, H.K.; Dochterman, J.M.; & Wagner, C.M. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th edition. United State Of America: Mosby Elsevier, Inc
0 Response to "Laporan Pendahuluan Diare pada Anak, Nic Noc Terbaru"
Post a Comment